PENDAHULUAN
Pada dasarnya Asia Tenggara itu memiliki kebudayaan yang sama yaitu kebudayaan Austronesia, karena pengaruh-pengaruh dari bangsa asing yang mengakibatkan banyak corak peninggalannya di kawasan Asia Tenggara itu sendiri. Di kawasan Asia sendiri sangat mudah menerima budaya dari luar. Segi kebudayaan Asia Tenggara juga masih mempercayai adanya kepercayaan dinamisme dan animisme. Sebelum adanya teknologi berkembangan masyarakat masih mempercayai hal-hal gaib seperti dukun atau ilmu santet. Ilmu santet adalah ilmu yang tidak bisa dilihat oleh kasat mata. Asia Tenggara sendiri masyarakatnya yang multikultural yaitu memiliki banyak kebudayaan mulai dari bahasa, etnis, ras dan keseniannya. Banyak juga keberagaman flora dan faunanya. Banyak hasil bumi contoh nya seperti rempah-rempahnya yang sangat berlimpah khususnya di wilayah Indonesia. Daerah keberagaman inilah wilayah di Asia Tenggara banyak di incar oleh bangsa-bangsa di Eropa yang ingin menguasai kawasan Asia Tenggara. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dibahas tentang proses Cinanisasi dan Indianisasi di Asia Tenggara.
PEMBAHASAN
2.1. Pengaruh kebudayaan Cina di wilayah Asia Tenggara.
Sejak permulaan budaya Asia Tenggara terjadi dari hasil perpaduan kebudayaan bangsa-bangsa di sekelilingnya yang masuk Asia Tenggara. Seperti gaya lukisan zaman Dongson terdapat lukisan dari Cina Tengah. Pada zaman Dongson, Cina di bawah dinasti Ch’in (tahun 221 SM) mempertluas daerahnya keseluruh pantai selatan Cina. Daerah Cina Selatan waktu itu dihuni oleh orang-orang Yueh. Mungkin melalui orang-orang Yueh ini Asia Tenggara menerima kebudayaan Dongson. Pada waktu itu kekuasaan Ch’in sampai ke Vietnam.
Kondisi Jalan Sutra tersebut mendorong orang-orang Cina ingin menempuh jalan perdagangan dengan India lewat laut. Dengan demikian hubungan laut antara Cina dengan Asia Tenggara juga semakin terbuka. Hubungan perdagangan dan kebudayaan antara Cina dengan Asia Tengah dan Asia Tenggara mulai berlangsung pada masa pemerintahan kaisar Han Wu Ti (140-87 SM). Untuk memperlancar perdagangan dengan Asia Tenggara, Cina menaklukkan willayah selatan, sehingga terjadi migrasi orang-orang Cina dari Cina utara ke Cina selatan, terutama di delta Kanton. Perluasan pengaruh Cina dimungkinkan karena cita-cita perdagangan Han yang akan membuka jalur perdagangan baru di sebelah barat daya Cina yang bisa berhubungan langsung dengan India. Hal ini dilakukan sebagai penggati Jalan Sutra yang panjang dan sukar di Asia Tenggara.
Sebelum tahun 126 SM barang-barang perdagangan dari negeri Cina dibawa oleh para kafilah melalui Yunan dan Birma Utara. Dari situ, perjalanan ke India diteruskan lewat sungai Brahmaputera dan Gangga sampai ke Bactria. Di Asia Tenggara sendiri terdapat peninggalan-peninggalan dari kebudayaan Cina seperti pinggan dan mangkok Han yang terdapat di Kalimantan Timur, Jawa Barat, dan Sumatra Selatan. Berdasarkan peninggalan-peninggalan dari kebudayaan dapat di duga bahwa hubungan dan kedatangan awal orang-orang Cina di Asia Tenggara ialah mulai abad ke-3 – ke-1 SM, yakni awal kebudayaan Dongson.
2.2. Pengaruh kebudayaan India di wilayah Asia Tenggara.
Hubungan antara India dengan Asia Tenggara mungkin sudah berlangsung semenjak zaman prasejarah. Pedagang-pedagang dari kedua belah pihak saling mengunjungi pelabuhan masing-masing. Kemungkinan bahwa jauh sebelum tampak gejala-gejala pengaruh kebudayaan, sudah terdapat koloni-koloni kecil pedagang-pedagang India di bandar-bandar Asia Tenggara. Hal ini dihubungkan dengan adanya koloni-koloni pedagang-pedagang Indonesia baik di Benggala maupun di paintai Coromadel pada zaman sejarah. Setelah hubungan dagang berjalan lama sekali, kemudian tampak perubahan yang besar di Asia Tenggara. Kerajaan mulai timbul, agama, kesenian serta adat istiadat India (Hindu-Buddha) dianutnya dan bahasa Sansekerta dipergunakan sebagai bahasa suci.
Proses masuknya kebudayaan India ke Asia Tenggara ada tiga teori yaitu :
a. Teori kolonisasi
Bahwa masuknya pengaruh India ke Asia Tenggara oleh golongan ksatria (prajurit), dan membawa pengaruh kebudayaan India lain adalah golongan waisya (golongan pedagang). Dengan demikian kontak India dengan Asia Tenggara mula-mula lewat perdagangan.
b. Teori non-kolonisasi
Bahwa masuknya pengaruh kebudayaan India ke Asia Tenggara di bawa oleh golongan brahmana atau pendeta. Kaum brahmana itu diundang oleh penguasa bangsa Asia Tenggara (kepala-kepala suku) dengan tugas :
1. Memperkuat dan mensucikan kedudukan para penguasa.
2. Mengadakan upacara-upacara sakral.
3. Menobatkan para kepala suku menjadi raja.
4. Memberitahukan isi kitab-kitab Weda.
5. Membantu para penguasa untuk mengorganisir daerah kekuasaan.
6. Menasehati raja dalam soal administrasi pemerintahan.
Proses penyebaran kebudayaan India dimulai dari kalangan istana. Agar para brahmana krasan di Asia Tenggara, maka raja-raja memberinya putrid meskipun perkawinan seperti itu pada umumnya tidak disukai mereka. Akhirnya mereka terpaksa merenggangkan peraturan endogamy yang berlaku di kalangan mereka.
c. Teori arus balik
Menurut teori ini, masuknya kebudayaan India ke Asia Tenggara dibawa oleh orang Asia Tenggara yang kembali dari India. Dan teori ini paling lemah. Pengaruh kebudayaan India di Asia Tenggara berupa tradisi Hindu-Buddha. Dalam perkembangannya agama Hindu-Buddha yang tumbuh di Asia Tenggara dalam bentuk senkretisme, sehingga muncul agama Syiwa-Buddha, yakni perpaduan agama Hindu-Buddha. Dalam perkembangan kebudayaan Hindu-Buddha mengalami akulturasi. Hasil dari akulturasi kebudayaan Hindu Buddha dengan kebudayaan setempat dapat dilihat di Indonesia dalam bidang seni bangunan, seni rupa, seni sastra, pemerintahan dan kepercayaan.
KESIMPULAN
Sejak permulaan budaya Asia Tenggara terjadi dari hasil perpaduan kebudayaan bangsa-bangsa di sekelilingnya yang masuk Asia Tenggara. Seperti gaya lukisan zaman Dongson terdapat lukisan dari Cina Tengah. Pada zaman Dongson, Cina di bawah dinasti Ch’in (tahun 221 SM) mempertluas daerahnya keseluruh pantai selatan Cina. Mungkin melalui orang-orang Yueh ini Asia Tenggara menerima kebudayaan Dongson. Pada waktu itu kekuasaan Ch’in sampai ke Vietnam.
Hubungan antara India dengan Asia Tenggara mungkin sudah berlangsung semenjak zaman prasejarah. Pedagang-pedagang dari kedua belah pihak saling mengunjungi pelabuhan masing-masing. Kemungkinan bahwa jauh sebelum tampak gejala-gejala pengaruh kebudayaan, sudah terdapat koloni-koloni kecil pedagang-pedagang India di bandar-bandar Asia Tenggara.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar