PENDAHULUAN
Dalam kehidupan masyarakat Nusatara dan Melayu ketupat merupakan makanan wajib dihidangkan saat hari hari besar seperti Idul Fitri maupun Idul Adha saat ketupat dihidangkan akan temani dengan opor ayam kentang balado dan opor telur sebagai teman ketupat tersebut.
Jika kita lihat dari sejarahnya Nusantara merupakan daerah yang kaya akan rempah karena jika dilihat dari sejarah pada masa kolonial belanda, Nusantara merupakan tujuan utama para penjajah untuk mengambil hasil rempah rempah yang ada di Nusantara seperti cengkeh,lada dll tidak salah jika nusantara kaya akan rempah rempah dan bumbu masakan yang melimpah saat ini.
Banyak makanan yang dihasilkan dari bumbu khas nusantara yang beraneka ragam dalam hal ini ketupat sayur yang akan kaya bumbu khas nusntara jika tidak heran makanan ini selalu menjadi tradisi yang terus di lestarikan sampai saat ini oleh karena itu bumbu yang dipakai sangat menceritakan makanan khas nusantara .
Dalam upaya ini masyarakat Nusantara terus berinovasi supaya makanan ini tidak tergerus oleh zaman dan di era globalisasi ini ketupat sayur tetap eksis pada lidah masyarakat Nusantara disamping makanan yang dihidangkan saat hari raya saja ketupat sayur mempunyai makna tersendiri dalam kehidupan masyarat nusantara khusunya masyarakat Jawa.
PEMBAHASAN
Kata ketupat, maka akan kita temui versi yang beragam, dari menu ketupat opor, operasi ketupat lalu lintas hingga festival perang ketupat, Namun sejatinya, ketupat atau kupat adalah hidangan khas Asia Tenggara maritim berbahan dasar beras yang dibungkus dengan pembungkus terbuat dari anyaman daun kelapa yang masih muda. Selain di Indonesia, ketupat juga dijumpai di Malaysia, Brunei, Singapura dan di Filipina.
Macam ketupat juga beraneka ragam bentuknya, mulai dari yang imut, lucu hingga yang sophisticated dan rumit, namun ada dua bentuk utama ketupat yaitu kepal bersudut 7 lebih umum dan jajaran genjang bersudut 6 yang masing-masing bentuk memiliki alur anyaman yang berbeda.
Untuk membuat ketupat, kita perlu daun kelapa yang masih muda, bungkus ketupat yang dianyam menjadi sebuah wadah. Setelah itu, isi ketupat dengan beras yang sudah dicuci bersih dengan ukuran dua pertiga bagian dari volume bungkus ketupat. Setelah itu, masak selama 3 jam atau lebih sampai benar-benar masak.
Menelusuri jejak ketupat memang unik dan menyenangkan, belum tahu persis siapa pencipta awal mula ketupat ini, jika melihat fakta kebudayaan Jawa sebagai pusat episentrum budaya, maka tak salah jika ia berasal dari tanah air, hasil kreasi asli anak bangsa, sehingga ia bisa menyebar menjadi hidangan khas asia tenggara.
Dari kaca mata tradisi dan budaya di tanah air, Ketupat paling banyak ditemui pada saat perayaan Hari Raya, di katakan bahwa ada sejak di perkenalkan oleh Sunan Kalijaga untuk mensyiarkan agama islam itu memang benar, karena beliau memadukan antara budaya setempat dengan agama islam.
Namun masyarakat Jawa sebelum kedatangan islam, jauh sebelumnya nusantara sudah akrab dengan hidangan yang bernama ketupat atau tipat atau apapun nama sebutannya, bahkan bukan tidak mungkin ketupat sudah ada sebelum asimilasi agama Hindu.
Di Jawa, tradisi ketupat (kupat) lebaran menurut cerita adalah simbolisasi ungkapan dari bahasa Jawa ku = ngaku (mengakui) dan pat =lepat (kesalahan) yang digunakan oleh Sunan Kalijaga dalam mensyiarkan ajaran Islam di Pulau Jawa. Asilmilasi budaya dan keyakinan ini akhirnya mampu menggeser kesakralan ketupat menjadi tradisi Islami ketika ketupat menjadi makanan yang selalu ada di saat umat Islam merayakan lebaran sebagai momen yang tepat untuk saling meminta maaf dan mengakui kesalahan.
Praktis ketupat di pulau jawa atau pulau lainnya yang mayoritas beragama islam hanya menikmati ketupat pada hari raya saja. Ada masyarakat yang memegang tradisi untuk tidak membuat ketupat di hari biasa, sehingga ketupat hanya disajikan sewaktu lebaran dan hingga lima hari (Jawa, sepasar) sesudahnya.
Bahkan ada beberapa daerah yang hanya menyajikan ketupat di hari ketujuh sesudah lebaran saja atau biasa disebut dengan Hari Raya Ketupat.Di antara beberapa kalangan di Jawa, ketupat sering digantung di atas pintu masuk rumah sebagai semacam jimat, biasanya sampai bertahun-tahun lamanya setia menggantung di situ, sampai mengering dan menjadi coklat warna ketupatnya.
Menurut Slamet Mulyono dalam Kamus Pepak Basa Jawa, kata ketupat berasal dari kupat. Parafrase kupat adalah ngaku lepat: mengaku bersalah. Janur atau daun kelapa yang membungkus ketupat merupakan kependekan dari kata “jatining nur” yang bisa diartikan hati nurani. Secara filosofis beras yang dimasukan dalam anyaman ketupat menggambarkan nafsu duniawi. Dengan demikian bentuk ketupat melambangkan nafsu dunia yang dibungkus dengan hati nurani.
Bagi sebagian masyarakat Jawa, bentuk ketupat (persegi) diartikan dengan kiblat papat limo pancer. Papat dimaknai sebagai simbol empat penjuru mata angin utama: timur, barat, selatan, dan utara. Artinya, ke arah manapun manusia akan pergi ia tak boleh melupakan pacer (arah) kiblat atau arah kiblat (salat).
Rumitnya anyaman janur untuk membuat ketupat merupakan simbol dari kompleksitas masyarakat Jawa saat itu. Anyaman yang melekat satu sama lain merupakan anjuran bagi seseorang untuk melekatkan tali silaturahmi tanpa melihat perbedaan kelas sosial. Tapi ceritanya jadi lain ketika terjadi krisis di saat lebaran; jurang sosial pun jadi jelas.
KESIMPULAN
Kupat merupakan makanan khas dari kawasan Asia Tenggara makanan yang berbahan dasar dari beras dan di selimuti dengan janur, makanan ini merupakan untuk daerah maritim jika dilihat dari filosofinya kupat banyak sekali arti dari bentuknya hingga kupat siap untuk disajikan pada saat hari raya makanan ini menjadi menu wajib untuk masyarakat Indonesia dan Kawasan Asia Tenggara .
Jika dilihat dari maknanya ketupat atau dikenal dengan kupat memiliki sebuah arti penting dalam kehidupan masyarakat Jawa Secara filosofis beras yang dimasukan dalam anyaman ketupat menggambarkan nafsu duniawi. Dengan demikian bentuk ketupat melambangkan nafsu dunia yang dibungkus dengan hati nurani.
Bagi sebagian masyarakat Jawa, bentuk ketupat (persegi) diartikan dengan kiblat papat limo pancer. Papat dimaknai sebagai simbol empat penjuru mata angin utama: timur, barat, selatan, dan utara. Artinya, ke arah manapun manusia akan pergi ia tak boleh melupakan pacer (arah) kiblat atau arah kiblat (salat).
Rumitnya anyaman janur untuk membuat ketupat merupakan simbol dari kompleksitas masyarakat Jawa saat itu. Anyaman yang melekat satu sama lain merupakan anjuran bagi seseorang untuk melekatkan tali silaturahmi tanpa melihat perbedaan kelas sosial.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar