PENDAHULUAN
Pada 1865 bangsa Spayol khususnya para biarawannya mendirikan sekolah untuk mendidik guru Filipino yang akan mengajar di sekolah-sekolah dasar. Pemerintah juga menyetujui pendirian Ateneo Municipal Jesuit yang menawarkan pendidikan lebih tinggi di bidang sastera dan ilmu pengetahuan. Ateneo, bersama Universitas Santo Tomas dan San Juan de Letran memperkuat posisi Manila sebagai pusat pendidikan di Filipina. Sejak 1861-1898 sekitar 40.000 anak-anak keluarga kaya tanpa memandang etnis mengalir ke kota ini dan mulai saling bersinggungan. Kelak merekalah elite-elite intelektual baru, yaitu para Ilustrado.
Setelah menjadi kaya akibat diberlakukannya sistem ekonomi pasar bebas, para Ilustrado memegang teguh pandangan politik liberalnya. Mereka berlangganan suratkabar liberal berbahasa Spanyol seperti El Eco Filipino yang mendukung kampanye sekularisasi dan reformasi kolonial lainnya. Para Ilustrado pun akhirnya melakukan aksi-aksi dengan membuat seni dan ilmu pengetahuan Filipino yang kemudian dikenal hingga ke mancanegara. Para Ilustrado ini adalah kumpulan dari pelajar-pelajar yang berasal dari berbagai etnis yang berbeda-beda. Meskipun berbeda etnis tetapi mereka mempunyai tujuan yang sama lalu mereka akhirnya membentuk komunitas perantauan. Visi-misi mereka sama yaitu mereka sama-sama mencintai tanah airnya yang mereka sepakati tetap terbelakang karena dihuni para pejabat kolonial Spanyol yang korup dan biarawan yang mementingkan diri sendiri.
Selanjutnya tokoh-tokoh tersebut melobi agar reformasi kolonial segera dilakukan. Dan kemudian mereka pun melakukan kampanye namun gagal. Tokoh-tokoh terkemuka tersebut adalah Jose Rizal, Del Pilar dan Jaena. Karena kampanyenya gagal akhirnya Jose Rizal pun ditangkap dan diasingkan ke selatan sebelum akhirnya di eksekusi pada 1896. Dengan demikian, muncul martir terkemuka Revolusi Filipina. Del Pilar dan Jaena meninggal dalam kondisi sakit dan sangat miskin di Barcelona. Para anggota komuniats ini kemudian berjalan sendiri-sendiri. Meskipun berbagai masalah terjadi tetapi para Ilustrado tetap berkomitmen pada aktivitasnya dan penulisan politik. Mereka menjalankan organisasi seperti Comite de Propaganda (Komite Propaganda, 1888), La Liga Filipina (Liga Filipina, 1892) dan Cuerpo de Compromisarios (Korps Berkomitmen, 1893) yang menyebarkan sentimen nasionalis dan mengkampanyekan reformasi institusi kolonial beserta status mereka.
Masa-masa menuju akhir kolonialisme Spanyol ditandai dengan adanya konflik militer yang melibatkan rakyat Filipina dengan negara Penjajahnya, Spanyol. Konflik militer ini dikenal dengan nama Revolusi Filipina. Gerakan revolusi ini diawali pada tanggal 7 Juli 1982. Seorang Filipina yang bernama Andreas Bonifacio yang berasal dari Manila mendirikan sebuah organisasi bernama Katipunan.
Berdasarkan latarbelakang mengenai organisasi Katipunan untuk lebih fokus maka didalam essay ini akan dibahas tentang bagaimana awal terbentuknya organisasi Katipunan ? Siapa saja tokoh-tokoh pendiri organisasi Katipunan? Apa yang dimaksud dengan Perjanjian darah? Bagaimana kegiatan organisasi Katipunan? Dan apa penyebab kemunduran organisasi Katipunan?
PEMBAHASAN
Sekilas terdengar di Manila dan sekitarnya isu-isu keadilan dan kesetaraan mendominasi pertemuan-pertemuan rahasia yang dikaitkan dengan penginapan-penginapan Masonic. Bahan-bahan propaganda terutama tulisan-tulisan Rizal diterjemahkan dan dibacakan dalam pertemuan ini. Pada 1892 Deodato Arellano, Andreas Bonifacio, Valentin Diaz, Ladislao Diwa dan Teodoro Plata serta beberapa orang lainnya mendirikan Kataastaasan Kagalanggalangang Katipunan nan manga Anak nang Bayan (Perhimpunan Anak-anak Bangsa Paling Terhormat dan Terbesar), yang dalam bahasa Tagalog biasanya disingkat Katipunan. Mereka masuk dengan perjanjian berdarah, menandatangani formulir keanggotaan dengan darahnya sendiri dan berjanji untuk merekrut lebih banyak anggota ke dalam pengkaderan rahasia.
Sejumlah praktik perkumpulan rahasia seperti ritual inisiasi dan nama simbolik menjadi ciri khas Katipunan. ‘Bapak Revolusi’ Bonifacio dikenal sebagai May pagasa (Penuh Harapan) sementara ‘Otak Revolusi’ Emilio Jacinto dikenal sebagai Pingkian (Pertempuran). Katipunan bertujuan untuk merangsang sentimen nasionalis dan membebaskan suku bangsa Filipino dari tirani Spanyol dan despotisme agama. Ajarannya yang berhubungan dengan kebebasan, patriotisme dan kesetaraan terungkap dalam sajak dan puisi. Katipuneros percaya bahwa kemuliaan seseorang tidak berasal dari ras atau kekayaannya melainkan karakter dan kehormatan. Kemuliaan ini juga tidak muncul dari aksi menindas atau membantu menindas orang lain tetapi kecintaan terhadap tanah air.
Keanggotaan organisasi ini baru meningkat ketika Bonifacio mengambilalih perekrutan pada 1895 dan terbitnya buletin Kalayaan (Kebebasan). Dewan dibentuk di banyak kota dan kemudian pada tingkat provinsi. Untuk mengakal kecurigaan para isteri terhadap pertemuan suami mereka di malam hari, Para wanita juga diterima dalam organisasi. Katipunan membengkak dari 15.000 menjadi 30.000 orang. Namun, pada Juli 1896 organisasi ini dikhianati oleh seorang pendeta dalam pengakuan dosa. Pihak berwenang kemudian menyergap sebuah percetakan tempat mereka menemukan blok-blok cetak untuk Kalayaan, peralatan lainnya dan daftar anggota Guardia Civil kemudian menangkap para tersangka yang dipaksa untuk mengidentifikasi seluruh anggota lainnya.
Pada Agustus 1896, dibawah pimpinan Bonifacio, Katipuneros memutuskan memulai Revolusi dengan merebut Manila. Untuk memutus ikatan dengan Spanyol mereka merobek surat identitas mereka dan menerikkan pekik Mabuhay ang mga anak ng Bayan! (Hidup anak-anak Bangsa!). Serangan tersebut gagal dan bala bantuan yang diharapkan dari Cavite tidak pernah datang. Bonifacio dan rekan-rkannya yang selamat mundur ke pegunungan selatan tetapi berita serangan tersebut memobilisasi Katipuneros di Nueva Ecija dan Bulacan untuk angkat senjata. Katipuneros di dua dewan Cavite yang bertengkar-Magdalo dan Magdiwang-dengan mudah merebut Provinsi Cavite. Tuan tanah Emilio Aguinaldo yang menjadi kepala Magdalo kemudian terkenal sebagai Jenderal. Tetapi, kota-kota Magdalo akhirnya jatuh ke tangan Spanyol. Kondisi ini membahayakan kota-kota yang dikuasai Magdiwang yang lokasinya jauh dibelakang.
Pecahnya Revolusi Filipina membuat kehidupan elite Filipino lebih sulit. Katipuneros melibatkan sebagian dari mereka dengan memaksa mereka terjun langsung dalam Revolusi. Dari sekitar 4.000 orang yang ditahan Spanyol dan dipenjarakan,banyak dari mereka adalah Ilustrado yang sebagian dieksekusi dan ada pula yang dideportasi. Untuk menghindari penyiksaan, sebagian lainnya menunjukkan loyalitas mereka kepada pemerintah kolonial dengan menyumbangkan uang kepada orang Spanyol dan memasukkan anak laki-laki mereka sebagai perwira milisi Spanyol lokal. Tetapi, banyak anggota elite terutama di provinsi yang menyimpulkan bahwa seperti pada 1872-kekayaan, status dan pendidikan bukanlah senjata efektif melawan imperium Spanyol yang mengalami kemerosotan. Secara diam-diam mereka bergabung dan menjadi pemimpin berbagai dewan Katipunan. Kebudayaan Mestizo dan pemikiran Ilustrado mereka dengan demikian merasuki dan mengubah orientasi organisasi.
Ketika melakukan perang dengan Spanyol Katipunan yang dibawah pimpinan Bonifacio mengalami kekalahan karena pasukan Spanyol memiliki keunggulan dalam hal persenjataan dan pengalaman tempur, pasukan Spanyol berhasil mengalahkan Katipunan dalam pertempuran-pertempuran di sekitar ibu kota Manila. Akibat terus menerus mengalami kekalahan, Katipunan terpaksa memindahkan markas pusatnya berkali-kali. Rentetan kegagalan Katipunan pada gilirannya juga berdampak pada menggerusnya kharisma Bonifacio dan munculnya keretakan di dalam tubuh Katipunan. Di Cavite, Luzon tengah contohnya, faksi Katipunan yang disana mulai berani menentang kepemimpinan Bonifacio pasca keberhasilan mereka mengalahkan pasukan Spanyol dalam pertempuran Binakayan Dalahican di bulan November 1896.
Bulan Maret 1897, via rapat yang digelar di Tejeros, Emilio Auguinaldo terpilih sebagai pemimpin baru Katipunan. Alih-alih berlapang dada dan menerima hasil rapat, Bonifacio dan para pengikutnya memilih untuk menyingkir ke Naic dan merancang siasat untuk menggulingkan Aguinaldo secara paksa. Namun Aguinaldo berhasil mengendus rencana Bonifacio dan menangkapnya lebih dulu. Usai ditangkap, Bonifacio lalu ditembak mati pada tanggal 10 Mei 1897. Dengan tewasnya Bonifacio, Aguinaldo pun kini menjadi pemimpin tunggal Katipunan yang tidak terbantahkan. Namun, akibat tewasnya Bonifacio pula, banyak milisi Katipunan yang merasa kecewa dan kemudian keluar dari Katipunan.
Konflik internal dalam tubuh Katipunan dimanfaatkan oleh Spanyol untuk memperkuat diri. Sejak bulan Maret 1897, pasukan yang ditangkap dari Spanyol mengalir masuk ke Filipina untuk mengalahkan Katipunan. Hasilnya pun berbuah manis, satu demi satu kota yang awalnya dikuasai oleh Katipunan berhasil direbut kembali oleh pasukan Spanyol. Merasa terdesak, Aguinaldo bersedia menerima tawaran gubernur koloni Filipina untuk melakukan perundingan damai. Hasilnya, pada bulan Desember 1897, Aguinaldo setuju untuk berhenti melanjutkan pemberontakan dan meninggalkan Filipina. Sebagai gantinya, pemerintah Spanyol memberikan hadiah uang kepada Aguinaldo supaya dia bisa memulai kehidupan baru di luar Filipina.
KESIMPULAN
Pemerintah Filipina mendirikan sebuah sekolah yang kemudian melahirkan kaum intelektual yang dikenal dengan Ilustrado. Para Ilustrado tersebut terdiri dari berbagai etnis yang berbeda dan dari daerah yang berbeda tetapi mereka mempunyai visi-misi yang sama yaitu mencintai tanah airnya dan mencoba untuk melepaskan diri dari kolonial Spanyol. Kemudian para Ilustrado tersebut mendirikan sebuah komunitas perantauan. Karena para Ilustrado sangat anti dengan Spanyol maka mereka melakukan aksi-aksi dengan membuat seni dan ilmu pengetahuan Filipino yang kemudian dikenal hingga ke mancanegara. Tokoh-tokoh terkemuka yang ada yaitu Jose Rizal, Bonifacio, Del Pilar, Jaena.
Pergerakan yang dilakukan oleh tokoh-tokoh tersebut diantaranya adalah La Liga Filipina yang dipimpin oleh Jose Rizal dan Katipunan. Katipunan adalah sebuah organisasi yang bersifat radikal yang dipimpin oleh Bonifacio yang berasal dari keluarga miskin dan kelas bawahan. Andreas Bonifacio telah membangkitkan dan memberikan kekuatan dan keberanian kepada orang-orangnya untuk menentang penjajahan Spanyol yang penuh dengan penindasan dan ketidakadilan. Katipunan bertujuan untuk merangsang sentimen nasionalis dan membebaskan suku bangsa Filipino dari tirani Spanyol dan despotisme agama. Katipunan ini digerakkan oleh berbagai para Ilustrado dari berbagai etnis. Anggota dari Katipunan ini disebut dengan Katipuneros.
Uniknya dari organisasi Katipunan ini adalah cara pengrekutmen orang-orang barunya dengan cara perjanjian darah. Dimana darah tersebut digunakan untuk menandatangani formulir keanggotaan dengan darahnya sendiri dan berjanji untuk merekrut lebih banyak anggota ke dalam pengkaderan rahasia. Organisasi Katipunan ini mempunyai tujuan yang sama dengan organisasi pergerakan yang ada di Filipina seperti La Liga Filipina yang dipimpin oleh Jose Rizal yaitu untuk menanamkan rasa nasionalisme guna melawan kolonial Spanyol dan merebut kemerdekaan. Namun, perjalanan organisasi Katipunan ini tidak berjalan mulus melainkan banyak konflik yang terjadi. Kebudayaan Mestizo dan pemikiran Ilustrado dapat merasuki dan mengubah orientasi organisasi ini.
Awalnya Organisasi Katipunan ini hanya terbatas pada orang-orang yang tinggal di ibu kota Manila. Namun seiring berjalannya waktu, melalui sistem pengrekrutan yang sangat terselubung dan hati-hati, keanggotaan Katipunan pun semakin merambah hingga ke seantero Filipina dimana mayoritas anggotanya berasal dari golongan menengah ke bawah. Namun, organisasi Katipunan ini mengalami keruntuhan karena aktivitasnya sudah diketahui oleh Spanyol dan terjadilah perang antara Katipunan dengan melawan Spanyol yang juga dikenal dengan istilah “Revolusi Filipina”.
Kehancuran Katipunan juga disebabkan oleh adanya faktor internal yang terjadi antara Bonifacio dengan Aguinaldo. Karena kekalahan yang dialami Bonifacio dalam peperangan menyebabkan dia harus turun dari kepemimpinannya dan digantikan oleh Aguinaldo yang berhasil memenangkan peperangan terhadap pasukan Spanyol. Karena Bonifacio tidak menerimanya akhirnya dia dan pasukannya melakukan sebuah konspirasi untuk menggulingkan Aguinaldo akan tetapi, rencananya itu sudah terlebih dahulu diketahui oleh Aguinaldo dan dia pun menangkap Bonifacio dan menghukumnya dengan menembak mati. Akibat dari tewasnya Bonifacio banyak milisi Katipunan yang keluar. Konflik yang terjadi di dalam tubuh Katipunan akhirnya dimanfaatkan oleh Spanyol dan akhirnya wilayah yang awalnya dikuasai oleh Katipunan berhasil direbut kembali oleh Spanyol.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar