PENDAHULUAN
Asia Tenggara merupakan wilayah kepulauan dan pegunungan. Banyak laut yang dimiliki dan pegunungan berapi yang membuat Negara Asia Tenggara berada di daerah subur. Kawasan Asia Tenggara sendiri pada masa protosejarah menjadi wilayah yang dinamis dalam perkembangan kebudayaannya. Wilayah tersebut merupakan terminal bagi migrasi bangsa dari arah Asia kontinental. Kemudian mereka bertempat tinggal dan mengembangkan kebudayaan, yang kemudian menjadi kebudayaan bangsa Asia Tenggara sendiri. Kebudayaan Asia Tenggara awalnya berkembang di wilayah daratan yakni di Vietnam, Thailand, Burma, Kamboja. Dalam perkembangan kebudayaan di Asia Tenggara terdapat kemiripan-kemiripan dalam budaya tersebut. Hal tersebut terjadi karena adanya rumpun yang berdekatan antara bangsa-bangsa Asia Tenggara, yakni rumpun Indocina dan rumpun melayu. Seni merupakan salah satu kebudayaan yang berkembang di Asia Tenggara, diantaranya seni wayang orang di Indonesia dan drama tari di Thailand, keduanya memiliki kemiripan dari berbagai aspek.
Berdasarkan latar belakang diatas, adapun pembahasannya meliputi bagaimana sejarah drama tari wayang wong dan Khon ? Bagaimana tampilan dan karakteristik mengenai kedua drama tari tersebut ? bagaimana perbedaan diantara kedua drama tari tersebut ?
PEMBAHASAN
Wayang orang merupakan seni drama tari yang dimainkan oleh manusia dan biasanya mengambil cerita mengenai Ramayana dan Mahabrata sebagai induk ceritanya. Wayang orang di Indonesia diciptakan oleh Sultan Hamangkurat I pada tahun 1731. Pertama kali wayang orang dipentaskan secara terbatas pada tahun 1760-an. Kemudian pada masa pemerintahan Mangkunegara V mulai memasayarakat, namun hanya dikalangan Keraton. Kemudian sekitar tahun 1916 kesenian ini sudah mulai diperkenalkan di luar Keraton. Di era modernisasi ini, seni wayang orang tradisional ini tidak lantas hilang, terbukti dengan adanya teater Bharata di Jakarta, seni ini semakin berkembang dengan tata pertunjukan yang disesuaikan dengan perkembangan zaman.
Selain di Indonesia, di Thailand pun terdapat seni drama wayang orang, yaitu seni Khon. bentuk tertinggi dari drama tari dari enam bentuk tarian tradisional Thailand. Drama ini diperkirakan diciptakan oleh Rama II (1809-1824) tetapi ada yang berpendapat jauh lebih tua lagi. Drama ini kemungkinan perkembangan dari Nai Yai (Drama baying-bayang, yang berkembang dari India kemudian melewati Jawa dan Malaya). Tarian ini terdiri dari empat set karakter, pria, wanita, monyet dan setan dengan penari mengenakan topeng Khon rumit. Tarian tradisional Thailand didasarkan pada Thailand Ramakien drama yang diadaptasi dari epik Ramayana Hindu yang memiliki dampak yang mendalam terhadap perkembangan budaya Thailand dan beberapa negara Asia Tenggara.
Tampilan dari kedua seni ini, yaitu sama-sama bercerita mengenai kisah Ramayana, yang terdiri dari karakter yang baik dan jahat. Busana yang digunakan oleh pemeran wayang orang dari Indonesia terdiri dari pakaian seperti yang terdapat pada wayang kulit, terkadang mereka juga memakai hiasan gambar atau lukisan pada wajah mereka. Selain itu pengiring musik menggunakan Gamelan dan Pangrawit. Sedangkan busana yang digunakan oleh para pemeran seni Khon, Thailand biasanya disesuaikan dengan karakter mereka. Jika sisi baik yang diwakili rama dan saudaranya berbusana pakaian seperti kesatria berwarna perak dengan terdapat hiasan melengkung pada bahu seperti tanduk. Selain itu mereka juga menggunakan Mahkota yang mirip seperti hiasan yang ada di candi Thailand. Yang membedakan sisi jahat dan baik, yaitu terdapat pada mahkotanya. Jika sisi jahat mahkotanya bergambar dua kepala raksasa yang bermuka hitam seperti topeng yang digunakan. Penggunaan topeng ini hanya digunakan oleh pemeran utamanya, sedangkan lainnya tidak. Musik pengiring yang digunakan mirp seperti Gamelan yang terdiri dari dua buah gamelan yang mirip gambang dalam gamelan Jawa dan satu yang menyerupai Bonang hanya bentuknya melingkar, satu gendang dan satu alat gesek mirip rebab dan alat tiup mirip seruling.
Menariknya meskipun sama-sama menggunakan pakaian tradisional dan cerita mengenai kisah Ramayana, namun terdapat perbedaan di dalamnya yaitu penggunaan topeng. Selain itu dalam segi dialog, jika wayang orang yang berdialog wayang itu sendiri, namun pada seni drama Khon terdapat dua dalang, pria dan wanita yang menjadi penyampai cerita dan dialog. Suara dalang mendayu-dayu seperti seorang pendeta yang sedang mengucapkan mantra. Sedangkan pemeran tokoh hanya berekting pantomim dan menari. Dalam segi pementasanpun berbeda, jika dalam Ramayana versi Indonesia terdapat tokoh Jatayu, yaitu burung raksasa yang berusaha merebut Sinta dari tangan Rahwana, sedangkan dalam versi Thailand tidak ada. Dalam segi cerita biasanya wayang orang dari Indonesia tidak hanya bercerita mengenai kisah Ramayana saja, akan tetapi cerita masyarakat Jawa pun diperankannya. Sedangkan Khon biasanya hanya bercerita mengenai Ramayana saja. Meskipun demikian, keduanya merupakan seni tradisional yang sangat luar biasa, dimana mereka memadukan keselarasan musik dengan gerak tubuh dan juga alur cerita yang menarik.
KESIMPULAN
Kebudayaan di Asia Tenggara memanglah memiliki banyak kesamaan seperti wayang orang ini. Seni seperti ini tidak hanya ada di Asia Tenggara, namun di wilayah Asia Tenggara pementasaan seperti ini memiliki filosofi, kisah dan keindahan yang mendalam didalamnya. Seni drama dan tari tradisional sendiri merupakan sebuah media tidak hanya untuk hiburan, tetapi juga sebagai media pembelajaran dan penanaman nilai budaya dan kesejarahan. Melalui kedua kebudayaan ini, tentu saja memberikan wawasan mengenai keeksotisan budaya bangsa-bangsa Asia Tenggara
Tidak ada komentar:
Posting Komentar