ARTI SAKIT HATI :
Sebenarnya dari mana datangnya sakit
hati? dari kata-kata pedas orang lain
atau justru dari hati kita yang kelewat
tinggi melihat diri?
Mungkin bukan sekedar kata-kata
pedas, melainkan perlakuan buruk
seseorang kepada kita. Bisa jadi mimik
yang penuh cibiran, atau bahkan
meludah sesaat setelah saling
bertatapan. Atau sekedar diabaikan,
itupun cukup membuat hati ini terluka.
Tapi kesemua itu adalah hal-hal yang
terkait dengan faktor di luar diri kita.
Yang sejatinya kita memang tidak
punya cukup kewenangan untuk
mengubahnya. Jika bicara teritori-
wilayah kewenangan kita, maka yang
bisa kita ubah adalah sikap hati kita,
saat serangan “eksternal” itu datang.
Suatu kata, sikap tidak sedap, cacian
atau bahkan makian… tidak bisa
membuat kita terluka, jika tidak ada
penilaian diri yang berlebihan tentang
betapa “mulia”nya diri kita ini.
Sehinggga (menurut kita) tidak-lah
layak, seorang se-mulia kita ini
mendapat kata, sikap tidak sedap,
cacian juga makian. Nah, jika ini
masalahnya… kita bisa mengubahnya.
Karena ini adalah masalah internal diri
kita.
Mari kita coba, membedah akar
masalah dari sakit hati ini… dengan
pisau dingin akal sehat kita.
pertama; evaluasi ulang, jangan-
jangan ada sikap kita (atau mungkin
kata-kata kita)yang menjadi pemicu
munculnya serangan eksternal itu.
kedua; jangan-jangan, bukan salah
anggapan mereka… namun justru
masalah ada di anggapan kita
terhadap diri kita. Kita keterlaluan
dalam memandang hebat diri kita.
Cobalah terus merendah, pastikan kita
tidak sekedar jongkok melainkan
tiarap… biarkan saja ekspektasi orang
lain terhadap kita begitu rendah; itu
tidak masalah, karena justru akan
menaikan nilai kita, ketika akhirnya kita
buktikan, bahwa kita jauh lebih hebat
dari ekspektasi mereka tersebut.
Berikut dibawah ini kata kata
sakit hatinya:
Jangan pernah katakan dan menilai
bahwa aku adalah wanita yang
angkuh.
Aku tidak pernah memandang status
sosial untuk menjalin sebuah
persahabatan.
Belajarlah bertutur kata yang sopan
agar aku tidak terpancing untuk
menjadi marah.
Siapapun Anda, jika Anda berlaku
tidak baik, aku memiliki hak penuh
untuk “menyingkirkan” Anda dari akun
Facebookku.
Jangan memandang rendah apalagi
memandang sebelah mata terhadap
apa yang aku lakukan, sebab apa yang
Anda lakukan belum tentu lebih baik
dari apa yang aku lakukan.
Hidup ini UP & Down.
Aku mengalah bukan berarti aku
kalah.
Belajarlah bertutur kata yang sopan
agar aku tidak terpancing untuk
menjadi marah.
Siapapun Anda, jika Anda berlaku
tidak baik, aku memiliki hak penuh
untuk
“menyingkirkan” Anda dari akun
Facebookku.
Jangan memandang rendah apalagi
memandang sebelah mata terhadap
apa yang aku lakukan, sebab apa yang
Anda lakukan belum tentu lebih baik
dari apa yang aku lakukan.
Setiap manusia mempunyai hati
nurani. Apakah Anda masih
memilikinya?
Jangan pernah berfikir bahwa hidup
Anda lebih beruntung dari aku. Sebab
kita tidak tahu apa yang akan terjadi
bahkan 1 detik di depan kita.
Kalah atau menang.. yang penting
adalah aku berada pada jalanku,
pilihanku dan hatiku
Belajarlah dari apa yang engkau
katakan, karena aku adalah korban
dari apa yang kau keluarkan dari
mulutmu itu.
Sebenarnya dari mana datangnya sakit
hati? dari kata-kata pedas orang lain
atau justru dari hati kita yang kelewat
tinggi melihat diri?
Mungkin bukan sekedar kata-kata
pedas, melainkan perlakuan buruk
seseorang kepada kita. Bisa jadi mimik
yang penuh cibiran, atau bahkan
meludah sesaat setelah saling
bertatapan. Atau sekedar diabaikan,
itupun cukup membuat hati ini terluka.
Tapi kesemua itu adalah hal-hal yang
terkait dengan faktor di luar diri kita.
Yang sejatinya kita memang tidak
punya cukup kewenangan untuk
mengubahnya. Jika bicara teritori-
wilayah kewenangan kita, maka yang
bisa kita ubah adalah sikap hati kita,
saat serangan “eksternal” itu datang.
Suatu kata, sikap tidak sedap, cacian
atau bahkan makian… tidak bisa
membuat kita terluka, jika tidak ada
penilaian diri yang berlebihan tentang
betapa “mulia”nya diri kita ini.
Sehinggga (menurut kita) tidak-lah
layak, seorang se-mulia kita ini
mendapat kata, sikap tidak sedap,
cacian juga makian. Nah, jika ini
masalahnya… kita bisa mengubahnya.
Karena ini adalah masalah internal diri
kita.
Mari kita coba, membedah akar
masalah dari sakit hati ini… dengan
pisau dingin akal sehat kita.
pertama; evaluasi ulang, jangan-
jangan ada sikap kita (atau mungkin
kata-kata kita)yang menjadi pemicu
munculnya serangan eksternal itu.
kedua; jangan-jangan, bukan salah
anggapan mereka… namun justru
masalah ada di anggapan kita
terhadap diri kita. Kita keterlaluan
dalam memandang hebat diri kita.
Cobalah terus merendah, pastikan kita
tidak sekedar jongkok melainkan
tiarap… biarkan saja ekspektasi orang
lain terhadap kita begitu rendah; itu
tidak masalah, karena justru akan
menaikan nilai kita, ketika akhirnya kita
buktikan, bahwa kita jauh lebih hebat
dari ekspektasi mereka tersebut.
Berikut dibawah ini kata kata
sakit hatinya:
Jangan pernah katakan dan menilai
bahwa aku adalah wanita yang
angkuh.
Aku tidak pernah memandang status
sosial untuk menjalin sebuah
persahabatan.
Belajarlah bertutur kata yang sopan
agar aku tidak terpancing untuk
menjadi marah.
Siapapun Anda, jika Anda berlaku
tidak baik, aku memiliki hak penuh
untuk “menyingkirkan” Anda dari akun
Facebookku.
Jangan memandang rendah apalagi
memandang sebelah mata terhadap
apa yang aku lakukan, sebab apa yang
Anda lakukan belum tentu lebih baik
dari apa yang aku lakukan.
Hidup ini UP & Down.
Aku mengalah bukan berarti aku
kalah.
Belajarlah bertutur kata yang sopan
agar aku tidak terpancing untuk
menjadi marah.
Siapapun Anda, jika Anda berlaku
tidak baik, aku memiliki hak penuh
untuk
“menyingkirkan” Anda dari akun
Facebookku.
Jangan memandang rendah apalagi
memandang sebelah mata terhadap
apa yang aku lakukan, sebab apa yang
Anda lakukan belum tentu lebih baik
dari apa yang aku lakukan.
Setiap manusia mempunyai hati
nurani. Apakah Anda masih
memilikinya?
Jangan pernah berfikir bahwa hidup
Anda lebih beruntung dari aku. Sebab
kita tidak tahu apa yang akan terjadi
bahkan 1 detik di depan kita.
Kalah atau menang.. yang penting
adalah aku berada pada jalanku,
pilihanku dan hatiku
Belajarlah dari apa yang engkau
katakan, karena aku adalah korban
dari apa yang kau keluarkan dari
mulutmu itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar