Sejarah Filsafat 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam
istilah bahasa Inggris, philosophy, yang berarti filsafat, juga berasal dari
kata Yunani yaitu “philosophia” yang lazim diterjemahkan ke dalam bahasa
tersebut sebagai cinta kearifan. Menurut pengertiannya yang semula dari zaman
Yunani Kuno itu, filsafat berarti cinta kearifan.
Filsafat
adalah usaha untuk memahami atau mengerti semesta dalam hal makna (hakikat) dan
nilai-nilainya (esensi) yang tidak cukup dijangkau hanya dengan panca indera
manusia sekalipun. Bidang filsafat sangatlah luas dan mencakup secara
keseluruhan sejauh dapat dijangkau oleh pikiran. Filsafat berusaha untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan tentang asal mula dan sifat dasar alam semesta
tempat manusia hidup serta apa yang merupakan tujuan hidupnya. Metode filsafat
adalah metode bertanya.Objek formal filsafat adalah ratio yang bertanya. Sedangkan
Objek materinya adalah semua yang ada.
Karena
filsafat bukanlah suatu disiplin ilmu maka sesuai dengan definisinya, sejarah
dan perkembangan filsafat tidak akan pernah habis untuk dibahas. Dalam
perkembangannya,
filsafat berkembang melalui beberapa zaman yaitu diawali dari Zaman Yunani
Kuno, Zaman kegelapan (Abad 12-13 M), Zaman Pencerahan (14-15 M), Zaman awal
Modern dan Modern (Abad 16-18 M), dan Zaman Pos Modern (Abad 18-19) hingga saat
ini. Dalam makalah ini akan dibahas mengenai sejarah dan perkembangan filsafat
dari Zaman Yunani Kuno hingga saat ini.
A.
Rumusan Masalah
1.
Bagimana
perkembangan sejarah filsafat?
2.
Sebutkan
periodisasi sejarah filsafat?
3.
Apa saja ciri dari sejarah filsafat setiap zaman?
4.
Siapa saja tokoh
sejarah filsafat pada setiap zaman?
5.
Apa saja teori
sejarah filsafat yang ada pada setiap zaman?
B.
Tujuan
- Untuk mengetahui bagaimana perkembangan sejarah filsafat.
- Untuk mengetahui periodisasi/pembagian waktu daam sejarah filsafat.
- Untuk mengetahui ciri sari sejarah filsafat pada setiap zaman.
- Untuk mengetahui siapa saja tokoh sejarah filsafat pada setiap zaman.
- Untuk mengetahui teori-teori sejarah filsafat yang ada pada setiap zaman.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Zaman
Yunani Kuno
Periode
filsafat Yunani merupakan periode terpenting dalam sejarah peradaban
manusia.Hal ini disebabkan karena pada saat itu terjadi perubahan pola pikir
mitosentris yaitu pola pikir yang sangat mengandalkan mitos untuk menjelaskan fenomena
alam.Pada saat itu, gempa bumi bukanlah suatu fenomena biasa melainkan suatu
fenomena di mana Dewa Bumi yang sedang menggoyangkan kepalanya.
Pada
periode ini munculah filosof pertama yang mengkaji tentang asal usul alam
yaitu Thales (624-546 SM).
Pada masa itu, Ia mengatakan bahwa asal alam adalah air karena unsur terpenting
bagi setiap makhluk hidup adalah air. Air dapat berubah menjadi gas seperti uap
dan benda padat seperti es, dan bumi ini juga berada di atas air.
Sedangkan
Heraklitos berpendapat bahwa segala
yang ada selalu berubah dan sedang menjadi .Ia mempercayai bahwa arche (asas
yang pertama dari alam semesta) adalah api. Api dianggapnya sebagai lambang
perubahan dan kesatuan. Api mempunyai sifat memusnahkan segala yang ada dan
mengubah sesuatu tersebut menjadi abu atau asap. Sehingga Heracllitos
menyimpulkan bahwa yang mendasar dalam alam semesta ini adalah bukan bahannya,
melainkan aktor dan penyebabnya, yaitu api. Api adalah unsur yang paling asasi
dalam alam karena api dapat mengeraskan adonan roti dan di sisi lain dapat
melunakkan es. Artinya, api adalah aktor pengubah dalam alam ini, sehingga api
pantas dianggap sebagai simbol perubahan itu sendiri.
Selain
Heraclitos ada pula Permenides. Permenides
lahir di kota Elea. Ia merupakan ahli filsuf yang pertama kali memikirkan
tentang hakikat tentang ada. Menurut pendapat Permenides apa yang disebut
sebagai realitas adalah bukan gerak dan perubahan. Yang ada itu ada, yang ada
dapat hilang menjadi ada, yang tidak ada adalah tidak ada sehingga tidak dapat
dipikirkan.Yang dapat dipikirkan hanyalah yang ada saja, yang tidak ada tidak
dapat dipikirkan. Dengan demikian, yang ada itu satu, umum, tetap, dan tidak
dapat di bagi-bagi karena membagi yang ada akan menimbulkan atau melahirkan
banyak yang ada, dan itu tidak mungkin.
Zaman
keemasan atau puncak dari filsafat Yunani Kuno atau Klasik, dicapai pada masa
Sokrates (± 470 – 400 SM), Plato (428-348 SM) dan Aristoteles (384-322 SM).
B. Zaman Abad Pertengahan
Abad Pertengahan
ditandai dengan tampilnya para teolog di lapangan ilmu pengetahuan.Para ilmuwan
pada masa ini hampir semua adalah para teolog, sehingga aktivitas ilmiah
terkait dengan aktivitas keagamaan. Semboyan yang berlaku bagi ilmu pada masa
ini adalah ancilla theologia atau abdi agama.Namun demikian harus diakui bahwa
banyak juga temuan dalam bidang ilmu yang terjadi pada masa ini.
Periode Abad Pertengahan
mempunyai perbedaan yang mencolok dengan abad sebelumnya.Perbedaan itu terutama
terletak pada dominasi agama. Timbulnya agama Kristen yang diajarkan oleh Nabi
Isa a.s. pada permulaan Abad Masehi membawa perubahan besar terhadap
kepercayaan keagamaan.
Pada zaman ini kebesaran
kerajaan Romawi runtuh, begitu pula dengan peradaban yang didasakan oleh logika
ditutup oleh gereja dan digantikan dengan logika keagamaan.Agama Kristen
menjadi problema kefilsafatan karena mengajarkan bahwa wahyu Tuhanlah yang
merupakan kebenaran yang sejati. Hal ini berbeda dengan pandangan Yunani Kuno
yang mengatakan bahwa kebenaran dapat dicapai oleh kemampuan akal.Mereka belum
mengenal adanya wahyu.Pada zaman itu akademia Plato di Athena ditutup meskipun
ajaran-ajaran Aristoteles tetap dapat dikenal.Para filosof nyaris begitu saja
menyatakan bahwa Agama Kristen adalah benar.
Filsafat pada zaman Abad
Pertengahan mengalami dua periode, yaitu: Periode
Patristik, berasal dari kata Latin patres yang berarti bapa-bapa Gereja,
ialah ahli-ahli agama Kristen pada abad permulaan agama Kristen.
Periode ini mengalami dua tahap:
1) Permulaan agama
Kristen. Setelah mengalami berbagai kesukaran terutama mengenai filsafat
Yunani, maka agama Kristen memantapkan diri.Keluar memperkuat gereja dan ke
dalam menetapkan dogma-dogma.
2) Filsafat Agustinus
yang merupakan seorang ahli filsafat yang terkenal pada masa
patristik.Agustinus melihat dogma-dogma sebagai suatu keseluruhan.
Periode Skolastik,
berlangsung dari tahun 800-1500 M. Periode ini dibagi menjadi tiga tahap:
1) Periode skolastik
awal (abad ke-9-12), ditandai oleh pembentukan rnetode-metode yang lahir karena
hubungan yang rapat antara agama dan filsafat. Yang tampak pada permulaan ialah
persoalan tentang Universalia.
2) Periode puncak
perkembangan skolastik (abad ke-13), ditandai oleh keadaan yang dipengaruhi
oleh Aristoteles akibat kedatangan ahli filsafat Arab dan Yahudi. Puncak
perkembangan pada Thomas Aquinas.
3) Periode skolastik
akhir (abad ke-14-15), ditandai dengan pemikiran kefilsafatan yang berkembang
ke arah nominalisme, ialah aliran yang berpendapat bahwa universalisme tidak
memberi petunjuk tentang aspek yang sama dan yang umum mengenai adanya sesuatu
hal. Pengertian umum hanya momen yang tidak mempunyai nilai-nilai kebenaran
yang objektif.
C. ZamanAbad
Modern
Periode
Filsafat Modern dibagi kedalam beberapa sub periode, yaitu:
A. Filsafat abad 15 M (Renaissance).
Filsafat
modern dimulai dengan adanya renaissance yang muncul pada sekitar abad ke-15 Masehi.
Kata “renaissance” berasal dari bahasa Prancis yang berarti "kelahiran
kembali". Maksud dari kelahiran kembali ini adalah karena adanya kerinduan
akan pemikiran filsafat zaman Yunani klasik yang bebas tanpa adanya dogma-dogma
yang mengikat sehingga para filsuf abad ini mencoba untuk membangkitkan kembali
pemikiran pemikiran filsafat yang radikal.
Renaissance ditandai oleh kelahiran kembalidi
berbagai ilmu, seperti ilmu sastra,kesenian, filsafat, dan ilmu pengetahuan. Ilmu
pengetahuan alam berkembang pesat berdasarkan metode eksperimental. Pada zaman
renaissance manusia disebut sebagai animal rationale, karena padamasa ini
pemikiran manusia mulai bebas dan berkembang. Manusia ingin mencapai kemajuan
(progress) atas hasil usaha sendiri, tidak didasarkan atas campur tangan ilahi.
Imu pengetahuan yang mengalami perkembangan yang pesat pada masa ini adalah
astronomi. Beberapa tokoh yang terkemuka pada masa ini adalah :
1. Copernicus (1473 -
1543)
Copernicus
memberikan pendapat yang luar biasa di masa itu.Ia mengatakan bahwa bumi dan
semua planet mengelilingi matahari dimana matahari merupakan pusatnya (Heliosentrisme).
Pendapat ini berlawanan dengan pendapat yang dikemukakan oleh Hipparchus dan Ptolomeus yang menyatakan bahwa bumilah yang menjadi pusatnya (geosentrisme).
2. Tycho Brahe (1546 -
1601)
Pada
tahun 1572 Brahe mengamati munculnya bintang baru digugusan Cassiopeia, yaitu
bintang yang cemerlang selama 16 bulan sebelum tidak terlihat lagi. Bintang itu
dinamakan Supernova, yang sangat tergantung dari besarnya dan massanya.
Penemuan ini mematahkan pandangan yang dianut pada masa itu yang mengatakan
bahwa angkasa itu tidak akan berubah sepanjang masa.
3. Johannes Keppeler (1571 - 1630)
Johannes
Keppeler merupakan seorang ahli matematika yang menjadi asisten Tycho Brahe.Ia
melanjukan penelitian Tycho Brahe tentang gerak benda-benda angkasa. Ia
mengemukakan tiga buah hukum dalam astronomi.
4. Galileo
Galilei (1546 - 1642)
Galileo
Galilei membuat sebuah teropong bintang yang terbesar pada masa itu dan
mengamati beberapa peristiwa angkasa secara langsung. Ia melihat bahwa planet
Venus dan Merkurius menunjukan perubahan-perubahan seperti halnya bulan, sehingga
ia menyimpulkan bahwa planet-planet tidaklah memancarkan cahaya sendiri,
melainkan hanya memantulkan cahaya dari matahari.
B. Filsafat
Abad 17 M
Pada
sekitar abad ke-17 M, muncultiga aliran besar filsafat, yaitu : rasionalisme,empirisme,
dan idealisme.
1. Rasionalisme
Rasionalisme
adalah paham yang mengajarkan bahwa sumber pengetahuan satu-satunya adalah
rasio atau akal. Beberapa tokoh aliran rasionalisme yang terkenal adalah Blaise
Pascal, Baruch Spinoza, G.W. Leibnitz, Christian Wolff, dan Rene Descartes
(1596 - 1650). Rene Descartes dijuluki sebagai Bapak Filsafat Modern. Ungkapannya
yang terkenal adalah "Co ErgoSum" (Aku berpikir maka aku ada).
2. Empirisme
Empirisme adalah aliran yang mengajarkan bahwa
sumber pengetahuan yang benar adalah pengalaman (lewat indra). Tokoh aliran ini
yang terkenal adalah Thomas Hobbes, dan John Locke yang keduanya berasal dari
inggris.
C. Filsafat Abad 18 M (Enlightment /Aufklaerung)
Kata "Enlightment" berasal dari bahasa Inggris
dan diartikan sebagai pencerahan. Masa ini dinamakan Enlightment karena pada masa
ini manusia mencari cahaya baru dalam rasionya. Ciri utama dari masa
enlightment atau aufklaerung adalah perkembangan pesat ilmu pengetahuan seperti
fisika. Ilmuwan besar dan tertekenal pada masa ini adalah Isaac Newton. Karena
rasio mendapat tempat terhormat dan menjadi pusat perhatian, maka orang mulai
meragukan wahyu dan otoritas.
D. Filsafat Abad 19
Pada
abad ke-19 muncul aliran-aliran besar seperti : idealisme Jerman, positivisme,dan
materialisme.
1. Idealisme Jerman
Idealisme
Jerman adalah aliran yang mempunyai pandangan bahwa tidak ada realitas obyektif
dari dirinya sendiri. Realitas seluruhnya, menurut aliran ini, bersifat
subyektif. Seluruh realitas merupakan hasil aktivitas. Subyek Absolut (yang
dalam agama dinamakan Allah). Jadi, menurut idealisme rasio atau roh (idea) mengendalikan
realitas seluruhnya.
Tokoh
yang terkenal adalahtiga filsuf asal Jermal yakni J.G. Fichte(1762-1814),
F.W.J. Schelling(1775-1854) dan G.W.F. Hegel(1770-1831).Dan filsuf paling
pentingdi antara ketiganya adalah Hegel.
2. Positivisme
Aliran
positivisme berpendapat
bahwa manusia tidak pernah lebih dari fakta-fata dan manusia tidak penah
mengetahui dibalik fakta. Aliran positivisme berpendapat bahwa tugas ilmu
pengetahuan dan filsafat adalah menyelidiki fakta-fakta, bukan menyelidiki
sebab-sebab terdalam realitas. Dengan demikian, positivism menolak metafisika.
Tokoh
yang terkenal danberperan penting dalam aliran iniadalah Aguste Comte (1798 -
1857),John Stuart Mill (1806 - 1873) danHerbert Spencer (1820 - 1903).
3. Materialisme
Aliran
yang berpandangan bahwa seluruh realitas terdiri dari materi. Artinya, tiap
benda atau peristiwa dapat dijabarkan kepada materi atau salah satu proses
materiil. Sepanjang abad ke-19, aliran materialisme merupakan aliran yang
sangat bengaruh, bahkan sampai sekarang. Aliran ini muncul sebagai reaksi
terhadap idealism jerman.
Tokoh
yang terkenal pada aliran ini adalah Ludwig Feuerbach (1804 - 1872), Karl Marx
(1818 - 1883), dan Friedrich Engels (1820 - 1895). Materialisme dialektis berpandangan
bahwa perubahan kuantitas dapat mengakibatkan perubahan kualitas.
D. Zaman Kontemporer
Zaman
Kontemporer dimulai pada abad ke 20 hingga sekarang. Filsafat Barat kontemporer
memiliki sifat yang sangat heterogen. Hal ini disebabkan karena profesionalisme
yang semakin besar. Sebagian besar filsuf adalah spesialis dibidang khusus,
seperti matematika, fisika,sosiologi, dan ekonomi.
Aliran-aliran
terpenting yang berkembang dan berpengaruh pada abad 20 adalah pragmatisme,
vitalisme, fenomenologi, eksistensialisme, filsafat analitis, strukturalisme,
postmodernisme, dan semiotika.
PRAGMATISME
Aliran
ini sangat terkenal di Amerika Serikat. Pragmatisme mengajarkan bahwa sesuatu
hal yang benar adalah sesuatu yang akibatnya bermanfaat secara praktis. Jadi, pragmatisme
memakai akibat-akibat praktis dari pikiran dan kepercayaan sebagai ukuran untuk
menetapkan nilai kebenaran.
Tokoh
yang terpenting dalam aliran ini adalah William
James (1842-1910). Pragmatisme pertama kali diumumkan dalam sebuah kuliah
di Berkeley pada tahun 1898, berjudul“Philosophical Conceptions and
PracticalResults”.
VITALISME
Vitalisme
berpandangan bahwa kegiatan organisme hidup digerakkan oleh daya atau prinsip vital
yang berbeda dengan daya-daya fisik. Aliran ini timbul sebagai reaksi terhadap perkembangan
ilmu teknologi serta industrialisme, di mana segala sesuatu dapat dianalisa
secara matematis.
Tokoh
terpenting dalam vitalisme adalah Henri
Bergson (1859-1941). Ia adalah salah satu filsuf yang paling terkenal dan
berpengaruh di Perancis pada akhir abad 19 – awal abad 20. Deleuze menyadari
bahwa kontribusi terbesar Bergson bagi pemikiran filsafat adalah konsep keanekaragaman.
Filsafat Bergson merupakan dualistik: dunia mengandung dua kecenderungan yang
berlawanan: gaya hidup (Elan vital) dan perlawanan dari dunia materi terhadap
gaya.
FENOMENOLOGI
Fenomenologi
adalah ilmu yang mempelajari apa yang tampak atau apa yang menampakkan diri.
Fenomenologi dirintis oleh Edmund Husserl .
Edmund
Husserl (1859-1938) adalah pendiri aliran fenomenologi yang telah mempengaruhi
pemikiran filsafat abad 20 secara mendalam. Baginya, fenomena adalah realitas sendiri
yang tampak, tidak ada selubung atau tirai yang memisahkan subjek dengan
realitas, realitas sendiri yang tampak bagi subjek.
EKSISTENSIALISME
Eksistensialisme
adalah aliran filsafat yang memandang segala gejala dengan berpangkal kepada
eksistensi. Istilah eksistensialisme tidak menunjukan suatu sistem filsafat
secara khusus. Tokoh yang penting dalam filsafat eksistensialisme adalah Martin Heidegger dan Jean-Paul Sartre.
FILSAFAT ANALITIS
Filsafat
analitis atau filsafat bahasa merupakan reaksi terhadap idealisme, khususnya Neohegelianisme.
Para penganutnya menyibukkan diri dengan menganalisa bahasa dan konsep-konsep. Aliran
ini muncul di Inggris dan Amerika Serikat sekitar tahun 1950. Tokoh penting
dalam filsafat ini adalah Bertrand Russell, Ludwig Wittgenstein
(1889-1951),Gilbert Ryle, dan John Langshaw Austin.
STRUKTURALISME
Strukturialisme
muncul di Prancis pada tahun 1960, dan dikenal pula dalam linguistik, psikiatri,
dan sosiologi. Strukturalisme pada dasarnya menegaskan bahwa masyarakat dan kebudayaan
memiliki struktur yang sama dan tetap.
Tokoh
– tokoh yang memiliki peranan penting dalam filsafat strukturialisme adalah Levi
Strauss, Jacques Lacan, dan Michel Foucault.
SEMIOTIKA
Semiotika
adalah teori tentang tanda dan penandaan. Seorang ahli semiotika seperti Barthes
dalam awal pemikirannya melihat kehidupan sosial dan kultural dalam kerangka penandaan.
Melalui pendekatan semiotika yang didasarkan atas kerangka linguistik
Saussurean, kehidupan sosial menjadi pertarungan demi prestige dan status; atau
bisa juga ia menjadi tanda pertarungan ini. Semiotika juga mempelajari
bagaimana tanda melakukan penandaan.
POSTMODERNISME
Postmodernisme,
sangat popular pada penghujung abad ke-20 dan merambah ke berbagai bidang dan
disiplin filsafat dan ilmu pengetahuan. Aliran ini muncul sebagai reaksi terhadap
modernisme dengan segala dampaknya.
Modernisme
dimulai oleh Rene Descrates.
Modernisme mempunyai gambaran dunia sendiri yang ternyata
membawa berbagai dampak buruk, yakni objektifikasi alam secara berlebihan dan
pengurasan semena – mena yang berakibat kepada krisis ekologi, militerisme, kebangkitan
kembali tribalisme, dan manusia cenderung menjadi objek karena pandangan modern
yang objektivistis dan positivistis.
Ciri terpenting dalam
postmodernisme adalah relativisme dan mengakui pluralitas. Menurut para
postmodernis, tidak ada suatu norma yang berlaku umum. Setiap bagian memiliki
keunikan tersendiri sehingga tidak dapat menerima pemaksaan penyeragaman.
Tokoh
yang dianggap memperkenalkan postmodernisme adalah Francois Lyotard, lewat bukunya,
“The Postmodern Condition: A Reporton Knowledge.” pun semakin meningkat.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Ditinjau
dari sudut sejarah, filsafat Barat memiliki empat periodisasi.Periodisasi
inididasarkan atas corak pemikiran yang dominan pada waktu itu.
Pertama,
adalah zaman Yunani Kuno, ciri yang menonjol dari filsafat Yunani kuno adalah
ditujukannya perhatian terutama pada
pengamatan gejala kosmik dan fisik sebagai ikhtiar guna menemukan asal mula (arche) yang
merupakan unsur awal terjadinya gejala-gejala. Para filosof pada masa ini
mempertanyakan asal usul alam semesta dan jagad raya, sehingga ciri pemikiran
filsafat pada zaman inidisebut kosmosentris.
Kedua,
adalah zaman Abad Pertengahan, ciri pemikiran filsafat pada zaman ini di sebut
teosentris. Para filosof pada masa ini memakai pemikiran filsafat untuk
memperkuat dogma-dogma
agama Kristiani, akibatnya perkembangan alam pemikiran Eropa pada
abad pertengahan sangat terkendala oleh keharusan
untuk disesuaikan dengan ajaran
agama, sehingga pemikiran filsafat terlalu seragam bahkan dipandang seakan-akan
tidak penting bagi sejarah pemikiran filsafat sebenarnya.
Ketiga, adalah zaman Abad Modern, para filosof zaman ini
menjadikan manusia sebagai pusat analisis filsafat, maka corak filsafat zaman
ini lazim disebut antroposentris. Pada zaman Modern otoritas kekuasaan itu
terletak pada kemampuan akal manusia itu sendiri. Manusia pada zaman modern
tidak mau diikat oleh kekuasaan manapun, kecuali oleh kekuasaan yang ada pada
dirinya sendiri yaitu akal. Kekuasaan yang mengikat itu adalah agama dengan
gerejanya serta Raja dengan kekuasaan politiknya yang bersifat absolut.
Keempat, adalah
abad Kontemporer dengan ciri pokok pemikiran logosentris, artinya teks menjadi
tema sentral dikursus filsafat.
DAFTAR PUSTAKA
riskypuspita.blogspot.com/2012/10/filsafat-zaman-kontemporer.html?m=1
Tidak ada komentar:
Posting Komentar