Kearifan lokal terdiri dari dua kata, yakni kearifan (wisdom) yang berarti kebijaksanaan dan lokal (local) berarti tempat. Kearifan lokal adalah suatu kegiatan atau budaya yang terdapat pada suatu tempat yang mana masyarakat pada suatu tempat tersebut meyakini dan melakukan apa yang menjadi hal yang sudah turun-temurun tersebut.
Kearifan
lokal pada suatu daerah tentulah berbeda-beda, hal ini disebabkan karena pada
setiap daerah memiliki kerifan lokal yang berbeda dari daerah satu dengan
daerah yang lainnya yang mana perbedaan ini didasarkan pada latar belakang,
suku budaya, dan adat istiadat yang berbeda-beda pula. Jangankan didaerah lain,
terkadang diprovinsi kecil seperti provinsi banten ini pun memiliki kearifan
lokal yang berbeda-beda. Di dalam provinsi banten ini terdapat beberapa
kota/kabupaten yang ada di dalamnya, yaitu kota Serang, Cilegon, Pandeglang,
Tangerang dan Tangerang Selatan. Serta kabupaten yang meliputi kabupaten
Serang, Pandeglang, Lebak, dan Tengerang. Semua kota/kabupaten tersebut memiliki
kearifan lokal yang berbeda-beda karena pada keempat kota/kabupaten tersebut
masing-masing memiliki suku, bahasa, budaya, dan adat istiadat yang
berbeda-beda pula.
Kearifan lokal
di kota Cilegon dan Serang ialah ketika sedang memperingati hari besar umat
muslim, contohnya maulid Nabi Muhaammad SAW. Maulid Nabi ialah suatu peringatan
dimana pada bulan Rabbiul Awal diperingati hari/bulan lahirnya Nabi Muhammad SAW.
Di bulan tersebut masyarakat muslim dikota serang dan cilegon beramai-rami ikut
memeriahkan peringatan tersebut dengan cara ikut Dzikir dan membuat suatu
sedekah yang dibuat secara unik yakni “panjang”.
Maulid Nabi Muhammad SAW atau biasa disebut Maulid Nabi
atau Maulud saja (bahasa Arab: mawlidun-nabī), adalah peringatan hari lahir
Nabi Muhammad SAW, yang di Indonesia perayaannya
jatuh pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah.
Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari
lahir. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat
Islam jauh setelah Nabi Muhammad wafat. Secara subtansi, peringatan ini adalah
ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad.
Imam
As-Suyuthi dalam kitab Husn Al-Maqosid fi Amal Al-Maulid menerangkan bahwa
orang yang pertama kali menyelenggarakan maulid Nabi adalah Malik Mudzofah Ibnu
Batati, penguasa dari negeri Ibbril yang terkenal loyal dan berdedikasi tinggi.
Mudzorofah
pernah menghadiahkan sepuluh ribu dinar kepada Syekh Abu Al-Khatib Ibnu Dihyah
yang telah berhasil menyusun sebuah buku riwayat hidup dan risalah Rasulullah
dengan judul At-Tanwir fi Maulid Al-Basyir Al-Nazir.
Pada
masa Abbasiyah, sekitar abad kedua belas masehi, perayaan maulid Nabi
dilaksanakan secara resmi yang dibiayai dan difasilitasi oleh khalifah dengan
mengundang penguasa lokal.Acara itu diisi dengan puji-pujian dan uraian maulid
Nabi, serta dilangsungkan dengan pawai akbar mengelilingi kota diiringi pasukan
berkuda dan angkatan bersenjata.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan tradisi
yang sudah kental dan memasyarakat di kalangan kaum muslim. Bukan cuma di
Indonesia, tradisi yang jatuh setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam Hijriah itu,
juga marak diperingati oleh umat Islam berbagai dunia.
Maulid dirayakan pada banyak negara dengan penduduk
mayoritas Muslim di dunia, serta di negara-negara lain di mana masyarakat
Muslim banyak membentuk komunitas, contohnya antara lain di India, Britania,
dan Kanada.
Partisipasi dalam ritual perayaan hari besar Islam ini
umumnya dipandang sebagai ekspresi dari rasa keimanan dan kebangkitan
keberagamaan bagi para penganutnya.
Sudah
menjadi rutinitas bagi masyarakat Banten, khususnya di Kota Serang, dalam
rangka memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW diselenggarakan Tradisi Panjang
Mulud, atau diistilahkan juga dengan Ngeropok (ada juga dengan menyebut
Ngegropok) Panjang Mulud.
Arti
dari Ngeropok atau Ngegropok sendiri secara harfiah dapat diterjemahkan sebagai
“Ngeriung” (kumpul-kumpul), atau juga ada yang menerjemahkan sebagai ajang
rebutan dari “Panjang Mulud” itu sendiri.
Panjang ialah
suatu benda yang didalamnya berisi suatu sedekah berupa lauk pauk atau sandang
dan pangan atau bahkan sembako yang di bentuk menyerupai suatu bentuk misalnya
masjid, kapal, pesawat terbang, rumah, binatang besar dan lain-lain. Tidak
semua daerah dikota provinsi Banten ini melakukan hal tersebut. Akan tetapi di
kota Serang dan Cilegon hal ini sungguh tidak asing lagi. Ini juga yang membuat
peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi menarik. Kegiatan ini bukan
semata-mata untuk kesenangan atau syarat tertentu saja, akan tetapi ini adalah
sebagai bentuk syukur kami kepada Nabi umat muslim tersebut dengan cara
bersedekah. Karena “panjang” yang kita buat pada akhirnya akan dibagikan
keseluruh warga yang membutuhkan akan isi dari “panjang” itu sendiri. Pembuatan
“panjang” dalam peringatan ini bersifat tidak wajib, artinya siapapun dapat
membuat “panjang”. Hal seperti ini jugalah yang membedakan kota Cilegon/Serang
dengan kota-kota lainnya khususnya di Banten.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar