Minggu, 03 Januari 2016

“Ngeropok” Panjang Mulud, Tradisi Budaya Masyarakat Banten



Kearifan lokal terdiri dari dua kata, yakni kearifan (wisdom) yang berarti kebijaksanaan dan lokal (local) berarti tempat. Kearifan lokal adalah suatu kegiatan atau budaya yang terdapat pada suatu tempat yang mana masyarakat pada suatu tempat tersebut meyakini dan melakukan apa yang menjadi hal yang sudah turun-temurun tersebut.

Kearifan lokal pada suatu daerah tentulah berbeda-beda, hal ini disebabkan karena pada setiap daerah memiliki kerifan lokal yang berbeda dari daerah satu dengan daerah yang lainnya yang mana perbedaan ini didasarkan pada latar belakang, suku budaya, dan adat istiadat yang berbeda-beda pula. Jangankan didaerah lain, terkadang diprovinsi kecil seperti provinsi banten ini pun memiliki kearifan lokal yang berbeda-beda. Di dalam provinsi banten ini terdapat beberapa kota/kabupaten yang ada di dalamnya, yaitu kota Serang, Cilegon, Pandeglang, Tangerang dan Tangerang Selatan. Serta kabupaten yang meliputi kabupaten Serang, Pandeglang, Lebak, dan Tengerang. Semua kota/kabupaten tersebut memiliki kearifan lokal yang berbeda-beda karena pada keempat kota/kabupaten tersebut masing-masing memiliki suku, bahasa, budaya, dan adat istiadat yang berbeda-beda pula. 

Kearifan lokal di kota Cilegon dan Serang ialah ketika sedang memperingati hari besar umat muslim, contohnya maulid Nabi Muhaammad SAW. Maulid Nabi ialah suatu peringatan dimana pada bulan Rabbiul Awal diperingati hari/bulan lahirnya Nabi Muhammad SAW. Di bulan tersebut masyarakat muslim dikota serang dan cilegon beramai-rami ikut memeriahkan peringatan tersebut dengan cara ikut Dzikir dan membuat suatu sedekah yang dibuat secara unik yakni “panjang”.

Maulid Nabi Muhammad SAW atau biasa disebut Maulid Nabi atau Maulud saja (bahasa Arab: mawlidun-nabī), adalah peringatan hari lahir Nabi Muhammad SAW, yang di Indonesia  perayaannya jatuh pada setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam penanggalan Hijriyah.

Kata maulid atau milad dalam bahasa Arab berarti hari lahir. Perayaan Maulid Nabi merupakan tradisi yang berkembang di masyarakat Islam jauh setelah Nabi Muhammad wafat. Secara subtansi, peringatan ini adalah ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad.
Imam As-Suyuthi dalam kitab Husn Al-Maqosid fi Amal Al-Maulid menerangkan bahwa orang yang pertama kali menyelenggarakan maulid Nabi adalah Malik Mudzofah Ibnu Batati, penguasa dari negeri Ibbril yang terkenal loyal dan berdedikasi tinggi.
Mudzorofah pernah menghadiahkan sepuluh ribu dinar kepada Syekh Abu Al-Khatib Ibnu Dihyah yang telah berhasil menyusun sebuah buku riwayat hidup dan risalah Rasulullah dengan judul At-Tanwir fi Maulid Al-Basyir Al-Nazir.
Pada masa Abbasiyah, sekitar abad kedua belas masehi, perayaan maulid Nabi dilaksanakan secara resmi yang dibiayai dan difasilitasi oleh khalifah dengan mengundang penguasa lokal.Acara itu diisi dengan puji-pujian dan uraian maulid Nabi, serta dilangsungkan dengan pawai akbar mengelilingi kota diiringi pasukan berkuda dan angkatan bersenjata.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW merupakan tradisi yang sudah kental dan memasyarakat di kalangan kaum muslim. Bukan cuma di Indonesia, tradisi yang jatuh setiap tanggal 12 Rabiul Awal dalam Hijriah itu, juga marak diperingati oleh umat Islam berbagai dunia.
Maulid dirayakan pada banyak negara dengan penduduk mayoritas Muslim di dunia, serta di negara-negara lain di mana masyarakat Muslim banyak membentuk komunitas, contohnya antara lain di India, Britania, dan Kanada.

Partisipasi dalam ritual perayaan hari besar Islam ini umumnya dipandang sebagai ekspresi dari rasa keimanan dan kebangkitan keberagamaan bagi para penganutnya.
Sudah menjadi rutinitas bagi masyarakat Banten, khususnya di Kota Serang, dalam rangka memperingati kelahiran Nabi Muhammad SAW diselenggarakan Tradisi Panjang Mulud, atau diistilahkan juga dengan Ngeropok (ada juga dengan menyebut Ngegropok) Panjang Mulud.
Arti dari Ngeropok atau Ngegropok sendiri secara harfiah dapat diterjemahkan sebagai “Ngeriung” (kumpul-kumpul), atau juga ada yang menerjemahkan sebagai ajang rebutan dari “Panjang Mulud” itu sendiri.
Panjang ialah suatu benda yang didalamnya berisi suatu sedekah berupa lauk pauk atau sandang dan pangan atau bahkan sembako yang di bentuk menyerupai suatu bentuk misalnya masjid, kapal, pesawat terbang, rumah, binatang besar dan lain-lain. Tidak semua daerah dikota provinsi Banten ini melakukan hal tersebut. Akan tetapi di kota Serang dan Cilegon hal ini sungguh tidak asing lagi. Ini juga yang membuat peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW menjadi menarik. Kegiatan ini bukan semata-mata untuk kesenangan atau syarat tertentu saja, akan tetapi ini adalah sebagai bentuk syukur kami kepada Nabi umat muslim tersebut dengan cara bersedekah. Karena “panjang” yang kita buat pada akhirnya akan dibagikan keseluruh warga yang membutuhkan akan isi dari “panjang” itu sendiri. Pembuatan “panjang” dalam peringatan ini bersifat tidak wajib, artinya siapapun dapat membuat “panjang”. Hal seperti ini jugalah yang membedakan kota Cilegon/Serang dengan kota-kota lainnya khususnya di Banten.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar